Selagi kedelainya direbus, bu Cicil kasih tau proses membuat tempe lagi, tapi semuanya udah aku tulis di blog yang hari sebelumnya. Di rumah bu Cicil juga sudah siap meja yang di atasnya ada sendok, tusuk gigi, gunting, daun waru, bagian bel sepeda. Gunanya bel sepeda adalah untuk takaran tempe yang mau dibungkus di daun pisang nanti. Kedelai yang direbus tadi ditiris, lalu dimasukan ke tumbu. Di tumbu itu, bu Cicil masukin air dari ember di sebelahnya. Dia membolehkan kita untuk cuci kaki, dan menginjak-injak kedelainya. Orang pertama yang nyoba aku, aku seneng bisa jadi orang pertama yang injek-injek karna semua kedelainya masih utuh, jadi bisa ngerasain kulitnya lepas lebih banyak.
Foto ku lagi nginjek-injek semuanya jelek, jadi aku pinjem muka Zaky. ಥ_ಥ |
Rasanya nginjek-injek kedela itu seru banget! Kaya nginjek bubble wrap yang berlapis-lapis, tapi lebih empuk dan dingin rasanya. Setelah kedelainya bau kaki kita, kedelainya direndam di air.
Selagi menunggu kedelainya 6-10 jam, kita jalan-jalan ke 2 Industri, ada tahu, tahu steam/asap, dan juga kita ngobrol sama pak Gun (Suaminya bu Cicil), dia punya banyak sorgum dan sarang lebah.
Semua klompok harus berpisah, beruntungnya klompok aku bisa duluan di tempat bu Cicil. Pak Gun ngajak kita ke belakang rumah, ada sorgum yang lagi dijemur. Sorgum banyak di cari orang, sorgum itu bisa jadi pengganti tepung tapi dicampur dengan tepung gandum sedikit. tepungnya bisa untuk roti, bisa jadi pengganti nasi juga. Ada warna merah, putih, hitam. Kualitas sorgum yang jelek bisa dilihat kalau sorgumnya mengapung di air.
Pak Gun juga menunjukan kita sarang lebah miliknya. Lebah-lebahnya tidak pernah diberi gula, supaya madu yang di hasilkan alami. Madunya diambil/dipanen 3 bulan sekali. Madu hasil lebah tidak bisa kadaluarsa.
Industri selanjutnya yang kita datangi adalah tahu. Menuju ke pabrik tahu membutuhkan waktu sangat lama untuk klompok ku, bukan karena jauh tapi karena kita nyasar berkali-kali, kita juga bertanya ke semua orang yang kita temui. Sampe akhirnya kita nyampe di pabriknya. Tempat pembuatan tahunya gak terlalu besar, dan ada bapak yang lagi sibuk membuat tahu. Di saat ke tempat tahu ini lagi-lagi aku Kelaparan aku cuman bisa mengandalkan ingatan ku, sudah gak bisa bergantung ke buku, karena aku gak nulis banyak (gak sama sekali). Bapak ini masaknya seperti biasa, kaya yang pas di maitan.
Lagi lagi pake foto orang, karna gak ada foto klompok ku di tahu ini. (╯°□°)╯︵ ┻━┻ |
Industri tahu steam ada di sebelah Industri tahu ini persis. Kalau tahu steam ini menggunakan uap air untuk mematangkan kedelainya. Bedanya tahu steam dan tahu biasa, tahu biasa berbau asap sedangkan tahu steam tidak berbau. Tapi untuk memasak tahu steam membutuhkan bahan bakar lebih banyak.
Jam 11 kita pergi untuk makan siang di nasi bakar dekat rumah kita, naik sepeda. Nunggu nasi bakar lebih lama dari menunggu mie lethek! Aku bener-bener kelaparan saat itu, pas sudah jadi makannya ternyata nasinya sangat sedikit (Porsi anak-anak). Untung rasanya enak, jadi aku beli satu lagi. Pas udah habis dua-duanya aku mau pesen lagi, tapi kak Kukuh bilang gak usah, karena kelamaan. Setelah makan kita ngobrol banyak, kita juga ngomongin rencana setelah pulang dari explorasi mau ngapain ajah. Kita ngobrol sangat lama, sampe aku sadar kalau waktu ngobrol cukup buat aku beli dan makan nasi bakar lagi ಠ▃ಠ
*Baru tau cara masukin caption* Ini muka ku di foto si Yudhis |
Pulangnya aku paling depan naik sepedanya, tiba-tiba si Ceca ngebalap aku dari samping kanan. Aku kira itu tandanya dia mau balapan sama aku. Aku dan Kaysan lagsung ikut ngebut, disusul dengan Fattah. Sampai di pertigaan kak Inu nyusul kita dan negur kita. Aku takut saat itu, karna wajah kak Inu ngos-ngosan sambil marah ke kita.
Ternyata omelan kak Inu gak berenti di pertigaan ajah, sampe di rumah bu Cicil, kak Inu lanjutin omelannya, sambil di perhatiin anak lain. Habis itu kita lanjut membuat tempe.
Bu Cicil kasih lihat kita daun waru, daun waru yang ada putih-putih di tengah-tengah daunnya. Bagian putih di tengah-tengah daun itu ternyata raginya, yang membuat jamurnya tumbuh di kedelai. Kalo daunnya dicium, daunnya itu bau pesing jadi terkesan kalau daunnya dikencingin tikus atau semacamnya. Beberapa dari kita udah ada yang tidur, jadi bu Cicil
Kita semua pulang ke Homestay masing-masing, untuk makan sore, mandi, dan packing barang-barang. Kegiatan malam ini cuman nulis logbook, dan diskusi malam terakhir. Kita kumpul di rumah bu Gun, kita di suruh nulis logbook. Selesai tulis logbook, kita di suruh nulis di kertas kelebihan dan kekurangan kita. Kak Kukuh juga sempet berdebat sama kak Inu, soal nulisnya bolak-balik atau mengambil kertas baru. Maksud kak Kukuh, ambil kertas baru supaya bagi yang mau tempel tulisannya di dingin lebih mudah, tapi kak Inu gak suka idenya. Akhirnya kak Inu ngalah, kita semua ambil kertas baru, bagi yang kertasnya udah penuh.
Biar bagus di kasih Caption :3 |
Setelah nulis panjang, kita disuruh tulis kekurangan dan kelebihan temen kita. Dengan cara memutar kertas kita beberpa kali. Waktu itu aku dapet kertasnya si Zaky, sedangkan kertasku ada di tangan Donna. Aku lupa si Donna tulis apa, karna aku lagi di bekasi, sedangkan kertasnya ada di jogja. Untuk kertasnya si Zaky, kalau mau tau ke webnya dia [Link] (Sekalian promosi).
Kita semua senang, tapi enggak sampai kak Inu protes dengan tulisan Ceca [Skip]. Kita pulang ke Homestay masing-masing, terus tidur. zZ
[Maaf kalau flow ceritanya gak enak.]